Lomba Bulan Kitab Suci Nasional “MENJADI SAKSI IMAN, SIAPA TAKUT? Belajar dari Kitab Makabe”

21.25 PPA Baciro 0 Comments

“Riweuh!” Mungkin cuma kata itu yang bisa menggambarkan situasi Misdinar Baciro ketika tanggal 11 Oktober 2009 di Nandan kemarin. Mulai dari tiga minggu yang penuh perjuangan keras rekan-rekan panitia dan seluruh anggota hingga perjalanan pulang setelah lomba. Bahkan memata-matai peserta lain juga dilakukan beberapa pengurus karena penasaran dengan penampilan saingan.

Persiapan Lomba Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2009 ini sungguh menguras tenaga. Langkah pertama dalam persiapan adalah mencari anggota-anggota yang tepat untuk masing-masing lomba. Ketiga lomba yang memerlukan lebih sedikit orang yaitu lomba lektor, lomba perikop kitab suci dan lomba CCA ditentukan lebih dulu. Selanjutnya, lomba festival budaya nusantara (fesbud) dimulai dari plot cerita yang sesuai dengan ketentuan dari Panitia BKSN. Skenario awalnya menggunakan bahasa Indonesia, baru setelah itu dibahasajawakan.

Misdinar Baciro merasa tidak akan mampu sukses tanpa bantuan segenap umat dan komunitas yang ada di paroki. Oleh karena menyadari itu, para pengurus meminta bantuan beberapa komunitas paroki untuk membantu latihan, seperti lektor dan perikob kitab suci. Nah, kebetulan di Misdinar Baciro ada yang bersekolah di SMKI Bantul, hal ini mempermudah persiapan lomba fesbud yang ingin diikuti. Setelah konsep gendhing dan tarian sudah ada, latihan pun dimulai. Adik-adik yang belum pernah menari pun dilatih dengan sabar oleh rekan-rekan pengurus, mulai dari mendak sampai megol. Hebatnya, dua minggu sebelum lomba para penari sudah tempuk gendhing. Hasil ini membuat latihan lebih nyaman karena bisa penyesuain antara niyaga dan penari. Masalah yang masih muncul adalah durasi. Waktu 10 menit yang disyaratkan panitia cukup merepotkan. Alhasil, para sinden (vocal group [VG] Misdinar Baciro yang terbentuk dua tahun lalu karena lomba BKSN juga) harus sedikit “berlari” saat pembuka. Hari Kamis, 8 Oktober 2009, waktu terbaik yang tercatat adalah 9 menit 45 detik.

Misdinar Baciro hendak membawa nama paroki, karena itu pada hari Sabtu 10 Oktober 2009, para pemain lomba fesbud pentas di depan segenap umat saat homili ekaristi. Hal ini dilakukan untuk menggalang dukungan dan menggalang dana karena biaya sewa kostum tidak murah (apalagi pemainnya sampai 25 anak). Dari dukungan segenap umat, Misdinar Baciro maju lomba dengan mantap.

Lomba berjalan dengan meriah dan Puji Tuhan karena tidak turun hujan. Dengan nomor undian pertama, lomba lektor diikuti terlebih dahulu, lalu lomba perikop dan kemudian CCA. Lomba fesbud sendiri, Misdinar Baciro mendapat undian ketiga. Saat pentas fesbud dari Misdinar Baciro hampir semua penonton yang membawa kamera dan handycam mengambil gambar. Bukan bermaksud sombong, tapi bisa dibilang penonton terpukau pada penampilan Misdinar Baciro, sampai-sampai gong peringatan 8 menit dari panitia tidak dibunyikan lho. Setelah pentas, tepuk tangan riuh rendah membahana dari segenap penonton dan ibu-ibu Paroki Baciro. Kabar yang tidak kalah menggembirakan adalah lomba CCA maju ke final. Dengan segenap dukungan dari seluruh Misdinar Baciro di tempat, kontingen CCA Baciro juara pertama. Beberapa menit kemudian, lomba fesbud sudah menampilkan seluruh peserta. Tak berselang lama, pengumuman para juara disampaikan. Pada lomba kali ini, Misdinar Baciro menyabet tiga piala, yaitu: Lomba CCA sebagai juara pertama, Lomba Perikob Kitab Suci sebagai juara kedua, dan (yang paling heboh saat diumumkan) Lomba Festival Budaya Nusantara sebagai juara pertama.

Prestasi yang luar biasa ini membanggakan bagi paroki. Setelah proses ini selesai, tawaran pentas di beberapa tempat kembali muncul. Begitu halnya dengan VG yang akan pentas di beberapa tempat pada dua bulan ini karena kemarin sempat manggung juga di lomba BKSN Nandan. Tapi semua prestasi itu tidak membuat Misdinar Baciro menjadi lupa pada dirinya sendiri dan esensi keberadaannya di dalam gereja. Tugas pelayanan ekaristi tetap dijalani dan bahkan dengan semangat baru.

“...di dalam genggam tangan kasih-Mu,

kami Putra-Putri Altar-Mu,

bertugas dan mengabdi,

layani Kurban Misa Suci...”


Baciro, 14 Oktober 2009





Untuk foto lebih banyak, klik di sini

0 komentar: